Minggu, 25 Oktober 2015

MAKALAH SULTAN MAHMUD BADARUDIN II PALEMBANG



            PERJUANGAN SULTAN MAHMUD BADARUDIN II




 


       Makalah 
 
D

I

S

U

S

U

N

           OLEH

RIKY FEBRIANTO  ( 2013131032 )

Semester      : 3
M.kuliah      : Kartografi
Prodi            : Pendidikan Sejarah
Jurusan         : Ilmu Pengetahuan Sosial
D.pengasuh : Khabib Sholeh, M.Pd




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

2014
 











  BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
        Indonesia adalah Negara yang sangat luas sekaligus kaya akan hasil bumi baik yang terkandung didalam perut bumi maupun yang di luar permukaan  bumi  seperti Rempah-rempah dan juga hasil bumi lainnya. Indonesia juga mempunyai  kepulauan,suku dan bahasa yang sangat  luas yang mempunyai 17.504 Pulau, 1.340 Suku Bangsa dan 546 Bahasa begitu juga dengan Kerajaan-Kerajaan yang ada di Nusantara pada masa silam seperti Kerajaan Hindu  yang pertama di Nusantara yaitu kerajaan Kutai pada abad ke ke 5 M dan juga kerajaan Islam seperti kerajaan samudra Pasai. Dan juga diikuti dengan bermunculan kerajaan-kerajan baru seperti kerajaan Sriwijaya di Palembang,kerajaan mataram,kerajaan kediri,kerajaan di Bali,kerajaan Sunda,kerajaan Singhasari dan kerajaan Majapahit. namun dengan seiringnya waktu kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara ini mulai mengalami keruntuhan hingga akhirnya punah dan tidak terdengar lagi pada masa itu.Penyebab runtuhnya kerajaan-kerajaan di Nusantara ini sangatlah banyak sperti diakibatkan oleh peperangan dengan kerajaan lain baik yang didalam Nusantara, perebutan kekuasaan  dan juga pembrontakan-pembrontakan.
      Dengan berakhirnya Kerajaan-kerajaan di Nusantara seperti kerajaan Sriwijaya yang dulunya sebagai tempat pelabuhan bagi Negara yang ada di Nusantara untuk berdagang di kawasan Nusantara, dan berakhirnya Kerajaan Majapahit yang di Jawa  maka berubahlah menjadi sistem Kesultanan seperti Kesultanan Palembang yang bermula dari Kerajaan majapahit dengan Raja Brawijaya V mengirimkan utusan untuk memimpin Palembang yaitu Ario Damar putra Brawijaya sendiri,dan setelah sampai di Palembang Ario Damar membangun kekuatan untuk merebut kembali pengaruh orang-orang Cina. Dan setelah itu Ario damar memeluk Agama Islam dan mengubah namanya menjadi Ario Dilla. Setelah beberapa lama Ario Dilla pun menikahi anak dari Demang Lebar Daun yang bernama Puteri Sandang Biduk,yang akhirnya Ario Dilla ini dapat menguasai Palembang dan menobatkan dirinya menjadi penguasa di Palemabang. Dan setelah itu Ario Dilla pun mendapat hadia dari Prabu Brawijaya V yaitu Selirnya sendiri yang bernama Putri Champa dan langsung dibawah oleh Ario Dilla ke Palembang saat masih mengandung,setelah di nikahi oleh Ario Dilla maka lahirlah bayi yang di beri nama Raden Fatah,Raden Fata inilah yang nantinya akan menjadi Raja Pertama Kesultanan Demak.
      Setelah bebrapa kali pergantian penguasa akhirnya Palembang menjalin hubungan dengan VOC sampai pada masa kepemimpinan Sultan Mahmud Badarudin II,dan Sultan mahmud Badarudin II ini dikenal sebagai tokoh pejuang melawan pasukan Inggris dan Belanda yang seperti peristiwa loji di sungai Aur. Dan dari Sistem Kesultan Palembang dulunya dapat kita rasakan peninggalan-peninggalannya yang dibuat pada pasa Kesulatan Palembang tersebut seperti Masjid Agung dan Benteng Kuto Besak yang sampai sekarang masih kita rasakan dampaknya bagi masyarakat sekitar dan Palembang pada umumnya.
      Dari penjelasan diatas kami sangat tertarik untuk mengangkat tentang Kesultanan Mahmud Badarudin II yang sangat erat hubungannya dengan VOC,Demak,Banten,Aceh dan Juga Jambi yang ingin menjalin hubungan perdagangan dengan barang komediti yaitu lada dan juga Tima di Bangka yang nantinya sangat banyak peperangan yang dikarenakan adanya kecurangan dalam perjanjian perdagangan.

1.2.Permasalahan
1.2.1.  Batasan Masalah
1.      Asal Usul Kesultanan Palembang
2.      Sultan-Sultan Palembang Darusalam
3.      Perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II
4.      Akhir perjuangan Sultan Mahmud badaruddin II
1.2.2. Rumusan Masalah
1.      Apakah yang menyebabkan berdirinya Kesultanan Palembang Darusalam
2.      Siapa sajakah yang pernah menjadi Sultan Palembang Darusalam
3.      Bagaimanakah perjuangan SMB II melawan Belanda dan Inggris yang ingin mengusai Palembang
4.      Mengapa Kesultanan Palembang Darusalam runtuh pada abad 23 Masehi
1.3.       Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab dan asal usuil berdirinya kesultanan
Palembang Darusalam
2.Untuk mengetahui siapa sajakah yang pernah menjadi Sultan di  Palemabng
3. Untuk mengetahui bagaimana perjuangan SMB II
4.Untuk mengetahui apa penyebab runtuhnya Kesultana Palembang Darusalam
1.4. Manfaat
   Dari tujuan dan rumusan diatas diharapkan kita semua dapat memahami dan mengerti penyebab dan asal usul berdirinya Kesultanan di Palembang  serta bagaimanakah Sejarah perjuangan SMB II ketika menjadi Sultan Palembang Darusalam dan apa yang bisa kita ambil dalam sejarahnya untuk menjalani kehidupan sehari dalam bermasyarakat dan ber Negara.
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Asal Usul Kesultanan Palembang
      Dari catatan Sejarah tilisan dengan huruf Arab yang dibuat oleh priyayi di Palembang dapat dibaca sebagai berikut : “ Telah di riwayatkan bahwa adalah berpindah beberapa anak raja-raja dari tanah Jawa ke negeri palembang dengan sebab huru hara Sultan Pajang menyerang Demak dan adalah bermula menjadi raja di Pelembang dari pada mereka itu Kiyai geding Suro Tuo anak Kiyai Gedih Siding lautan dan manakalah wafat kiyai Geding Suro Tuo itu maka digantikan oleh kiyai Geding Suro Mudo anak Kiyai Geding Ilir dan adalah pada ketika itu semuanya adalah anak-anak raja yang perpindah dari tanah Jawa di Negeri Palembang
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada orang keturunan pangeran Trenggone hijra ke Palembang dibawah pimpinan Kiyai Geding Suro Tuo yang menetap dia di seperkampungan Kuto Gawang Suatu daerah sekitar kampung Palembang lamo. Sebagaimana diketahui,pangeran Trenggone adalah Putra Raden Fatah,Bin Prabu Kertabumi Brawijaya V dari Majapahit dengan istrinya soerang putri dari Cina,lahir dan dibesarkan di Palembang di Istana saudarnya lain ibu Ario Dilla. Sejak awal dari pemerintahan Kiyai Gedeh Sedo Ing Lautan hingga pada masa pangeran Sedo Ing Rejek,Palembang belum berstatus kesultanan,tetapi berturut-turut masuk wilaya kekuasaan demak dan mataram.Baru dimasa pangeran Ario Kusumo Abdurohim  palembang ,memutuskan hubungan dengan mataram dan beliau ini pula yang mendirikan kesultanan Palembang Darusalam. Pangeran Ario Kusuma ( Ki Mas Hindi ) adalah Sultan Palembang yang pertama dengan Gelar sultan AbdurahmanKholifatul Mukminin Syyidul yang memerintah dari tahun 1659-1706. ( Team Perumus,1980 : 7 )
Yang sebelumnya penguasa palembang dalah kakaknya sendiri Abdurahman yang sudah melengserkan diri kepedalaman, ke Saka Tiga yang nantinya terkenal dengan Sunan Candi Walang,yang selanjutnya Ki mas Hindi juga melepaskan diri dari Demak dan Memproklamirkan Kemerdekaan Kesultanan Palembang Darusalam.( Mahmud,2004 : 47 )
Dan juga berdirinya Kesultanan Palembang pada pertengahan abad ke 16 Masehi, tidak bisa dilepaskan dari kemelut yang menimpah kerajaan islam Demak yang mengalami perpecahan akibat perebutan kekuasaan pada tahun 1546 setelah meninggalnya Sultan Trenggana antara Aria Penangsang dan pengeran Prawata ( anak pangeran Tranggana ) . ( Jumhari, 2010 : 42 )
2.2. Sultan-Sultan Palembang Darusalam
Setelah pangeran ario Kusumal mendirikan Kesultanan Palembang bebas dari pengusa mataram,beliau menjadi Sultan yang pertama dengan gelar Sultan Abdurahman Khilofatul Mukminin Syyidul imam yang wafat dalam tahun 1707 M. dalam tahun 1703 beliau menobatkan seorang putranya anak dari ratu agung sebagai raja Palembang Darusalam yang kedua dengan gelar Sultan Muhammad Mansyur ( 1706-1714 ). Dalam tahun 1709 Sultan Muhamad Mansyur telah menobatkan putranya yang sulung Raden Abu Bakar menjadi pangeran ratu urboyo. Pewaris mahkota ini tidak sempat menjadi raja karena wafat teraniaya sultan Muhamad Mansyur digantikan oleh adiknya ( Sesuai dengan wasiatnya ) bernama Raden Wuju yang kemudian menjadi sultan Palembang darusalam yang ketiga dengan gelar Sultan Agung Komarudin Sri Truno ( 1714-1724 ) . Kemudian beliau digantikan oleh keponakannya pageran Ratu Jayo Bikromo dengan gelar Sultan Mahmud badaruddin I yaitu Sultan Palembang Darusalam yang ke IV memerintah dari tahun 1724-1758. Sultan Palembang darusalam yang ke V adalah Pangeran Adi Kusumo putra ke dua dari sultam mahmud badaruddin I adik dari raden jailani pangeran ratu yang wafat kenah amuk,dengan gelar Sultan Ahmad najamudin I dan memerintah dari tahun 1758-1776. ( Team Perumus, 1980 : 8 )
Sultan Ahmad Najamidin I digantikan oleh putra mahkota yang setelah dinobatkan menjadi sultan Palembang Darusalam bergelar sultan Muhamad Baha’uddin.  Raja ini memerintah dari tahun 1776-1803.raja yang ke VI ini wafat pada hari senin tanggal 21 Zulhija Tahun 1218 H. Sultan Muhamad Bah’udin digantikann oleh putra sulungnya raden hasan pangeran ratu dengan gelar sultan mahmud badaruddin II sebagai Sultan Palembang Darusalam yang ke VII dan memerintah dari tahun 1803-1821. Baru aeminggu memgang tampuk pemerintahan datanglah inggris meyerbu palembang ( 1811 ) .Sultan mahmud badarudin II hijrah ke pedalaman untuk menruskan perang gerlya,setelah mewakilkan pemerintahan kesultanan kepada adiknya pangeran adipati dengan gelar Sultan Mudo. oleh Inggris beliau’diakui ‘. Sebagai raja pelembang dengan gelar Sultan Ahmad Najamudin II,memerintah dari tahun 1812-1813. Dalam tahun 1813,Sultan Mahmud Badaruddin II kembali ke Palembang memegang kampuk pemerintahan kesultanan (1813-1821). Setelah Sultan mahmud Badaruddin II diasingkan ( 3-7 – 1821 ) beliau digantikan oleh putra sulung sultan Ahmad Najamudin II bernama Raden Ahmad dengan gelar Sultan Ahmad Najamudin Prabu Anom ( 1821-1823 ). ( Team Perumus, 1980 : 9 )


2.3. Perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II
2.3.1. Sistem Pertahanan, ciri Perawakan, Paras dan Rupa  
Sultan mahmud badaruddin II yang dijuluki sejarahwan inggris “ Never a time tiger” ( Tidak pernah menjadi harimau jinak ) menggantikan ayahnya pada 1804 selain sebagai siltan , SMB II sastrawan yang produktif. Naska-naska kesultanan dibawah ke batavia oleh belanda. Banyak yang hilang sebelum dibawah ke belanda seperti : Hikayat Martalana, Syair nuri, Pantun Sultan mahmud badaruddin , Syair perang menteng. Beliau memimpin perang Palembang I ( 1819-1821 ) pada SMB II menag melawan serangan Mutinghe ( Komisarin Belanda ) yang merupakn kemenangan pertama Kesultanan Palembang. Dan pada masa pemerintahannya terjadi peristiwa pembantaian masal pada 14 September 1811. Semua warga asing ( Belanda, prancis serta serdadu khusus belanda dibantai mati oleh masa palembang yang telah hilang kendali alat kesultanan ). SMB II minta belanda dengan pasukan serta pedagang prancis agar meninggalkan palembang sedangkan inggris pada masa itu sudah merebut batavia, dan itu membuat sultan khawatir akan diserang inggris karena adanya orang belanda dan orang asing lainnya di palembang. ( Mahmud, 2004 56-57 )
Dan Palembang sebagai pusat Pemerintahan kesultanan palembang darusalam letaknya sangat strategis karena berada dipertemuan sungai Musi dan anak-anaknya,sehingga menguntungkan bagi perkembangan daerah tersebt terutama dibidang sosial, ekonomi, budaya, pertahanan, dan keamanan. Sistem pertahanan palembang di bangun berdasarkan pertimbangan yang seksama, dimana lalu lintas sungai dikuasai. Sebagai daerah Maritim yang terutama dipusatkan untuk pengamanan jalur lalu lintas ini. Perdagangan rempah-rempah yang maju pesat seperti lada dan cengkeh kemudian disusul pula dengan hasil tambang berupa tima di Pulau bangka dan Belitung mutlak harus di pertahankan. Tidaklah mengherankan kalau didalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok yang mempunyai tugas khusus membuat sarana angkutan berupa berbagai bentuk dan ukuran perahu seperti orang Senan yang bukan saja pandai membuat perahu tetapi juga terkenal sebagai ahli berkayu. ( Team Perumus, 1980 : 19 )
Persaingan antara Bangsa-bangsa Barat dalam perdagangan rempah-rempah dan timah yang bersal dari daerah Palembang kadang-kadang memuncak menjadi peperangan. Pada umumnya latar belakang perselisiahan itu ialah untuk mendapatkan hak monopoli dalam perdagangan rempah-rempah dan tima, para pedagang Belanda yang kemudian tergabung dalam VOC. Ditahun 1602 meruakan pemenang dalam merebut perdagangan di nusantara. Dengan demikian palembang yang dimasa itu merupakan bandar dagang yang ramai dan besar di Indonesia harus berhadapan pula dengan V.O.C.
Sultan-sultan Palembang sudah sejak lama menyadari bahaya yang akan timbul, oleh karena itu usaha mempertahankan wilaya ini sangat diutamakan. Hampir pada setiap tempat yang baik di sepanjang sungai musi sejak dari sungsang hingga ke muara rawas, dan juga dibuat benteng-benteng dan ranjau-ranjau yang bertujuan menahan laju kapal Asing yang masuk ke ke wilayah Palembang. Selanjutkan disediakan rakit-rakit api yang siap dibakar, kemudian dihanyutkan atau di dorong ke arah kapal musuh. Selain dari pada sistem perbentengan diatas maka juga perang grilya merupakn perang yang ampuh, sehubungan dengan itu maka tebing dan tanjung demikian pula dengan semak dan hutan disepanjang sungai-sungai yang letaknya strategis dijadikan tempat penghadang musu. ( Team Perumus, 1980 : 21 )
Sedangkan menurut penjelasan orang tua-tua yang pernah melihat dan menyaksikan orangnya sendiri, bahwa perawakan, paras dan rupa SMB II pada waktu mudanya adalah sebagai berikut : Rambut ikal hitam dan juga panjang sampai bahu. Alis mata tebal hitam, bertangkup. Warna kulit putih kuning-sawo. Badan tinggi besar dan tegap. Matanya hitam dan tajam. Ciri-ciri lainnya Kumis pendek lancip, jengot pendek lancip, tahi lalat sebelah kanan mulut. ( Akib, 1979 : 18-19 )
2.3.2. Peristiwa Loju Sungai Aur ( 1811 )
Hubungan perdagangan antara Belanda/VOC dengan Palembang sudah terjalin sejak permulaan abad ke-17, terutama menyangkut komoditi lada dan timah. Pada permulaan abad ke-19 terjadi perebutan kekuasaan di Nusantara antara Inggris dan Belanda. Peristiwa ini adalah dalam rangka perang yang terjadi di Eropa antara Inggris dan Perancis semasa kekuasaan Napoleon Bonaparte.
Negeri Belanda menjadi bagian dari Perancis yaitu Bataafse Republik, oleh  itu milik Belanda yang ada di Nusantara pun direbut oleh Inggris. Terjadi penyerbuan tentara Inggris yang berpangkalan di Malaka dan Penang ke Batavia/Jawa pada bulan Agustus 1811, kemudian penyerahan kekuasaan Belanda kepada Inggris tanggal 18-9-1811 di desa Tuntang, Jawa Tengah. Mengetahui hilangnya kekuasaan Belanda setelah penyerbuan ke Batavia bulan Agustus 1811 tersebut, pada tanggal 14 September 1811 Sultan Mahmud Badaruddin II meminta Residen Belanda beserta pasukannya meninggalkan loji. la mula-mula menolaknya, kemudian 87 orang digiring naik ke kapal pada hari itu, rupanya mereka mengadakan perlawanan, oleh karena itu sampai di muara Sungsang mereka dibunuh semuanya dan kapal ditenggelamkan. Peristiwa ini dikenal dengan "penyembelihan massal" (Palembang Massacre). Belanda menuding Raffles (Penguasa Inggris di Indonesia) sebagai biang keladinya karena menghasut Sultan melakukan itu, tetapi Raffles menolaknya dan menuduh Mahmud Badaruddin II yang bertanggung jawab mengenai hal ini.
Seminggu setelah pengusiran Belanda dari loji sungai Aur, maka loji tersebut dibakar habis serta dibongkar sampai fondasinya. Rupanya Sultan tidak ingin melihat adanya monumen Belanda yang masih tersisa meskipun hanya puing-puingnya.
Penyerbuan Inggris ke Palembang tahun 1812
Hubungan Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Raffles cukup baik sebelum takluknya Belanda dari Inggris. Tindakan Sultan yang menolak pembicaraan menyangkut timah Bangka dan tidak memberi kesempatan meninjau loji sungai Aur yang telah rata dengan tanah, dan pembunuhan orang-orang Belanda yang dianggap tak bermoral, merupakan alasan Raffles (penguasa Inggris di Indonesia) untuk mengirim sebuah ekspedisi militer di bawah Mayor Jendral Gillespie dari Batavia tanggal 20 Maret 1812.
Sultan dengan pasukannya telah bersiap-siap menyambut ekspedisi tersebut dengan memperkuat kubu-kubu pertahanannya di sepanjang sungai Musi, dengan kubu-kubu meriam terapung, perahu-perahu bersenjata, rakit-rakit berisi bahan yang mudah terbakar untuk menghambat kedatangan armada Inggris serta di pusat pertahanannya di keraton (sekarang Benteng) dengan 242 pucuk meriam siap menghadapi musuh.
Tetapi karena pengkhianatan adiknya sendiri (Pangeran Adipati Najamuddin = Husin Dhiauddin) dan lebih unggulnya persenjataan musuh maka dalam waktu seminggu Palembang jatuh (24 April 1812). Sultan Mahmud Badaruddin II menyingkir ke pedalaman dengan membawa segala perlengkapan kerajaan dan hartanya. Gillespie menduduki kraton pada 25 April 1812 dan keesokan harinya bendera Inggris dikibarkan didalam Kraton. Adik Sultan (Najamuddin II) dinobatkan oleh Inggris dan harus menandatangani perjanjian pada 12 Mei 1812 yang isinya antara lain penyerahan Bangka dan Belitung kepada Inggris. Kapten Meares yang diangkat sebagai Residen Inggris ditugaskan mengejar Sultan Mahmud Badaruddin II dan terjadi pertempuran di Bailangu dengan kekalahan pihak Inggris, Meares tertembak dan akhirnya meninggal. Untuk mempertahankan posisinya Sultan mendirikan kubu-kubu pertahanan di Muara Rawas dan daerah-daerah pedalaman dengan demikian Sultan tidak dapat ditaklukkan.
Pengganti Kapten Meares yaitu Mayor Robison yang bertugas di Palembang mulai 13 Februari 1813. Ia rupanya agak kurang sependapat dengan kebijaksanaan Raffles, dan mengadakan perundingan dengan utusan S.M.B. II karena melihat beberapa pertimbangan sebagai berikut: Ketidak becusan Najamuddin II dan ketidak kepastian bantuan darinya, serta rakyat Palembang masih menghendaki kembalinya S.M.B. II (yang berakibat negeri Palembang dalam keadaan anarki).
Perjanjian Muara Rawas pun dibuat pada 29 Juni 1813, yang menyatakan S.M.B. II dapat kembali ke Palembang dengan imbalan 200.000 dollar kepada pemerintah Inggris. Tanggal 13 Juli 1813 S.M.B. II kembali ke Palembang dan duduklah dia sebagai Sultan yang berdaulat. Tindakan Robison ini tentu saja tidak disetujui Raffles karena mengangkat kembali Sultan yang sudah dipecat Raffles.
Raffles mengirimkan sebuah komisi yang dipimpin Kapten George Elliot disertai pengganti Robison, M.H.Court, serta Mayor W.Colebrooke dan Letkol Mc.Gregor yang membawa 400 pasukan Eropa, yang mulai berangkat pada 7 Agustus 1813. Robison diberitahu bahwa segala tindakannya tidak dapat diterima dan ia dipecat kemudian ditahan. ( Kemudian hari setelah ia bebas, ia mengadukan kepada penguasa Inggris di India dan di Inggris mengenai tindakan-tindakan Raffles yang tercela).
Komisi tersebut memecat S.M.B. II setelah hanya sebulan bertahta dan mengangkat kembali Ahmad Najamuddin sebagai Sultan Palembang. Perdamaian antara Inggris dan Perancis di Eropa setelah jatuhnya Napoleon mempengaruhi politik di Nusantara. Perjanjian London 13 Agustus 1814 menetapkan bahwa Inggris harus menyerahkan kembali kepada Belanda semua koloninya di seberang lautan yang didudukinya sejak 1803.
Kebijaksanaan pemerintah Inggris ini kurang dapat tanggapan yang baik dari Raffles. Baru kemudian pada 29 Juni 1817 koloni Belanda di Nusantara dikembalikan setelah Raffles digantikan John Fendall. Raffles menetap di Bengkulu sebagai Residen Inggris. Komisaris (Residen) Belanda di Palembang ditunjuk Mutinghe. ( http://seputarpalembang.wordpress.com/2012/10/23/masa-pemerintahan-sultan-mahmud-badaruddin-ii/ )
Dan sebenarnya Pada bulan april 1616, wakil VOC di Jambi, Andreas, mengirim hadiah-hadiah bagi raja palembang untuk mengadakan pendekatan. Pangeran palembang bersediah menjalin hubungan dagang dengan belanda, tetapi sayangnya tindakan yang tidak terpuji dari kapal-kapal belanda terhadap orang palembang antara lain gangguan terhadap utusan yang dikirim ke jambi,yang dari kejadian ini membuat kemarahan masyarakat Palembang. ( Hanafiah,1989 :43 )

2.3.3. Perlawanan Terhadap Belanda
Berdasarkan konvesi london tanggal 13 Agustus 1814, seperti telah disebutkan menjadi akhir bagian terlebih dahulu belanda menerima kembali dari inggris daerah-daerah yang dulu pernah di dudukinya ditahun 1803 termasuk beberapa daerah Kesultanan Palembang . Serah terima itu dilakukan anatara M.H. Court ( Inggris ) dengan K. ( Belanda ) di Mentok pada tanggal  10 Desember 1816. Ketika seminggu kemudian dia Heynes ke Palembang, dipastikannya dua kekuasaan,di satu pihak lalah Kekuasaan mahmud Badaruddin II dan dilain pihak ialah Sultan Ahmad Najamudin II resmi menjadi sultan tetapi dia tidak mempunyai kekuasaan terhadap rakyat karena dipedalaman rakyat berdiri di belakang Sultan Mahmud Badaruddin II. Oleh karena itu K. Heynes tidak sangup melaksanakan tugasnya menguasai Palembang, dan disamping itu banyak pula kesalahan-kesalahan lain, maka digantikan oleh R. Coop Green anggota komisi pemeriksa keungan sementara menungu kedatangan Mr. H. W. Mungtihe. Setelah Mungtihe tiba pada tanggal 20 April 1819 administrasi berangsur-angsur dipusatkan dipalembangsedangkan pekerjaan di Mentok diserahkan kepada M. A. P . Smisaert awal juli tahun 1818 Mungtinghe memulai aktivitasnya di palembang karena mengemban tugas menurunkan Sultan Ahmad Najamudin II dan setelah itu menghapuskan Kesultanan Palembang untuk selama-lamanya.
Untuk itu mungtihe mulai menjalankan politik adu domba. Mula-mula diturkan Sultan Ahmad Najamudin II ( Sultan Mudo ) dari tahta secarah paksa dan akuhi dan diakuhi sultan Mahmud Badaruddin II sebagai raja yang berdaulat jelas dengan tindakannya itu mungtihe menjalankan politik adu dombah terhadap sultan dua bersaudara. Sultan najamudin II mengetahui benar kebencian inggris terhadap belanda, lalu ia mengabarkan kepada Rafles di Bengkulu, perihal tindkan mungtihe di Palembang
Rafles segerah mengirim sejumlah serdadunya ke Kraton Kuto lamo yang setibanya di sana terus menaikan bendera inggris, kejadian itu sangat mengejutkan belanda, lalu keraton kuto lamo di kepung dan seluruh pasukan inggris di tangkapi, kemudian dikirim ke bengkulu lewat betawi.
Mungtihe menudu dan memintah pertangung jawab atas kehadiran pasukan inggris itu, kepada sultan ahmad Najamudin II. Setelah menjalankan berbagai tipu muslihat akhirnya Mungtihe berhasil manawan Sultan ahmad najamudin II, kemudian memberangkatkannya  ke Betawi dari sana beliau bersam keluarganya di asingkan ke cianjur ( 30 0ktober 1818 ).
tindakan mungtihe ini sangat menyedihkan perasaan Sultan Mahmud Badaruddin II dan dengan kejadian tersebut Sultan Mahmmud Badaruddin II menyuruh masyarakat pedalaman untuk selalu bersiaga. Ketika Mungtihe melakukan ekspedisi ke arah Musi Rawas untk meneliti apakah daerah disekitar bener-bener sudah bersih dari tentara inggris, dia dan rombongannya mendapat perlawan-perlawanan dari rakyat disana.
Dan pada tahun 1819 kapal - kapal Belanda yang pada saat itu berlabuh di muarah Ogan bergerak ke hilir sambil menembaki Kuto untuk membantu kapal-kapal lainnya, dari kapal-kapal itu diturunkan pasukan-pasukan keparhu-perahu kecil, menyusuri sungai tengkuruk naik kedaratan mereka mengalas pintu keraton ditembok sebelah kiri,tetapi mendapat perlawanan dari pasukan palembang.
Gempuran dan serbuan Belanda dibalas dengan gencatan senjata oleh laskar Palembang, sehingga kucar kacir dibuatnya. Pasukan - pasukan di Kuto Lamo yang sibuk di pindahkan ke Loji sungai aur tak sempat lagi menyusun pormasi tempur, sehinga lari pontang-panting diantarnya banyak yang mati. Sungguh pertahanan palembang sehebat itu dan benar-benar menakjubkan Belanda, sehingga sore itu  ( 15 06 1819 ) karena banyak menderita kekalahan  mundur dengan sisa pasukan dan perlengkapan perangnya  ke Bangka dari dan langsung ke Betawi  ( 19 juni 1819 ) ( Team perumus, 1980 : 32-34 )  
Setelah kekalahan dari perang pertama itu Belanda akhirnya melakukan ekspedisi lagi yang tiba di mentok pada akhir agustus 1819, di diperkuat lagi dengan 4 kapal perang, bebrapa kapal kecil dengan 500 orang serdadu dengan susah payah dapt melewati sungsang, namun armada Belanda ini mendapat hambatan dikarenakan kapal-kapal besar itu tidak dapat masuk ke Muara, tetapi harus menunggu pasang besar. di tanggal 18 Oktober 1819 diluar dugaan Belanda sampai menembaki benteng dengan kapal perang mereka sehingga keadaan semakin kacau, dan tanpa di duga pula benteng-benteng tiada hentinya memuntahkan pelurunya ke arah kapal Belanda dari pulang Kemarau sampai ke Plaju. dan Belanda heran dengan kekuatan Palembang karena sultan sudah dari empat bulan mempersiapkan kekuatannya itu dan akhirnya pertempuran itu dimenagkan oleh Palembang.
Ekpedisi selanjutya dipimpin oleh Jendral Baron kock berangkat dari betawi  10 juni 1821, kali ini kapal perang belanda pendarat 19,12 buah kapal pengangkut,15 kapal meriam,6 kapal untuk merawat ,dengan 200 puncak meriam.dengan banyak cara dilakukan kock untuk menembus pertahan palembang tapi tidak berhasil sehingga pada tanggal 20 juni 1821 ( malam hari ) Kock mengerakan pasukannya menembaki pertahanan palembang, dan pihak sultanpun membalas dengan gencatan tembakan-tembakan balasan. Namun pada hari jum’at Belanda menghentikan seranganya dan sultan mengira Belanda menghormati hari suci umat Islam, dan akhirnya pada hari ahad perang dihentikan untuk menghoramti hari suci umat Kristen,namun diluar dugaan  pada ahad dinihari Belanda menyusup dan berhasil memasuki Cerucup antara sungai lias dan pulau Kemarau sehingga berhasil masuk ke arah hulu. Pihak sultan barulah sadar akan siasatnya belanda dan akhirnya pulau kemarau diduduki musuh dan sampai pada khirnya Bentengpun diduduki musuh sehingga pertahanan sultan diperairan tidak berdaya lagi. ( team Perumus, 1980 :37-39 )
2.4. Akhir Perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II
            Seperti pada pembahasan diatas akibat dari siasat licik dari pihak belanda pertahanan palembang dapat di terobos pada tanggal 24 Juni 1821. Pada keesokannya harinya jendral kock mengumumkan kata-kata ucapan terikasih atas perbuatan yang telah dilakukan oleh para perwira dan bawahan dari angkatan laut dan angkatan darat dan seluruh daerah pulau kemarau, plaju dan juga kuto besak akan abadi dalam sejarah Belanda yang disebabkan kemenangan yang dicapai belanda. Pada tanggal 26 Juni 1821 di atas kapal perang jendrak kock menulis surat untuk kepada sultan, bahwa Kock bukan untuk memerangi penduduk melainkan hanya ingin balas dendam kepada sultan dan Kock juga menyarankan agar sultan meyerah kepada Belanda demi kesealamatannya dan rakyatnya.
Beberapa hari kemudian Belanda mau menyerang dan memusnakan Palembang, kapal-kapal perang mendarat menurunkan pasukan infanrik mutri,guna meun sejangranga kapal terhadap Kraton dari darat dan kemudia Kock memerintahkan kepada pasukannya agar menarik mundur pasukannya karena melihat pangeran Adipati Mudo datang membawa kabar, bahwa kakanya SMB II bersediah memenuhi tuntutan kock asal diberikan waktu padanya beserta keluarganya mempersiapkan keberangkatnya selama dua hari asal mau menyingkirkan meriam-meriam dari Benteng. Dua hari kemudian sultan muncul untuk menyerahkan diri dan kapten Elout mendesak sultan naik kapal . ( 30 – 6 – 1821 ) .
Tanggal 1 juni 1821 dalam keadaan yang sangat terjepit Sultan mengutus putranya pangeran Prabu Kusumo Abdul Hamid dan menantunya Pangeran Kramo Jayo untuk menemui Sultan Ahmad Najamidin , prabu anom, dan susuhan Husin Dhiauddin menyerahka pemerintahan Kesultanan. Setelah itu sultan dan keluarganya bertirah di rumah pangeran Adipati Tuo.
Setiap hari sejak 1 juni itu Kock memerintahkan kapten Elout mendesak diberangkatkan , namun Sultan tetap mengabaikan desakan itu. Melihat sikap Sultan demikian itu, Belanda kehilangan kesabarannya lalu menawannya. Kemudian menaikan beliau ke dalam kapal ( 3 juni 1821) dan berangkat ke Betawi tanggal 6 juni 1821 tiba di sana 8 juni 1821 setelah itu dibuang ke Banda dan terakhir ke Ternate ( Maret 1822 ) . ( Team Perumus, 1980 :40-41 )












BAB III KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
      Dari catatan Sejarah tilisan dengan huruf Arab yang dibuat oleh priyayi di Palembang dapat dibaca sebagai berikut : “ Telah di riwayatkan bahwa adalah berpindah beberapa anak raja-raja dari tanah Jawa ke negeri Palembang dengan sebab huru hara Sultan Pajang menyerang Demak dan adalah bermula menjadi raja di Pelembang dari pada mereka itu Kiyai geding Suro Tuo anak Kiyai Gedih Siding lautan dan manakalah wafat Kiyai Geding Suro Tuo itu maka digantikan oleh Kiyai Geding Suro Mudo anak Kiyai Geding Ilir dan adalah pada ketika itu semuanya adalah anak-anak raja yang perpindah dari tanah Jawa di Negeri Palembang.
Setelah pangeran ario Kusumal mendirikan Kesultanan Palembang bebas dari pengusa mataram,beliau menjadi Sultan yang pertama dengan gelar Sultan Abdurahman Khilofatul Mukminin Syyidul imam yang wafat dalam tahun 1707 M. dalam tahun 1703 beliau menobatkan seorang putranya anak dari ratu agung sebagai raja Palembang Darusalam yang kedua dengan gelar Sultan Muhammad Mansyur ( 1706-1714 ). Dalam tahun 1709 Sultan Muhamad Mansyur telah menobatkan putranya yang sulung Raden Abu Bakar menjadi pangeran ratu urboyo. Pewaris mahkota ini tidak sempat menjadi raja karena wafat teraniaya sultan Muhamad Mansyur digantikan oleh adiknya ( Sesuai dengan wasiatnya ) bernama Raden Wuju yang kemudian menjadi sultan Palembang darusalam yang ketiga dengan gelar Sultan Agung Komarudin Sri Truno ( 1714-1724 ) . Kemudian beliau digantikan oleh keponakannya pageran Ratu Jayo Bikromo dengan gelar Sultan Mahmud badaruddin I yaitu Sultan Palembang Darusalam yang ke IV memerintah dari tahun 1724-1758. Sultan Palembang Darusalam yang ke V adalah Pangeran Adi Kusumo putra ke dua dari Sultam Mahmud Badaruddin I adik dari raden jailani pangeran ratu yang wafat kenah amuk,dengan gelar Sultan Ahmad Najamudin I.
Sultan-sultan Palembang sudah sejak lama menyadari bahaya yang akan timbul, oleh karena itu usaha mempertahankan wilaya ini sangat diutamakan. Hampir pada setiap tempat yang baik di sepanjang sungai musi sejak dari sungsang hingga ke muara rawas, dan juga dibuat benteng-benteng dan ranjau-ranjau yang bertujuan menahan laju kapal Asing yang masuk ke ke wilayah Palembang. Selanjutkan disediakan rakit-rakit api yang siap dibakar, kemudian dihanyutkan atau di dorong ke arah kapal musuh. Selain dari pada sistem perbentengan diatas maka juga perang grilya merupakn perang yang ampuh, sehubungan dengan itu maka tebing dan tanjung demikian pula dengan semak dan hutan disepanjang sungai-sungai yang letaknya strategis dijadikan tempat penghadang musu.
3.2. Saran
Demikianlah penyajian makalah dari  saya, dalam makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyususnannya, maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat memperbaiki pembuatan makalah dikemudian hari.



Daftar Pustaka
Akib R.H.M. 1978. Sejarah Perjuangan Sri Sultan Mahmod Badaruddin Ke II. Palembang : Angrek
Hanfiah Jhohan,1989. Upaya Kesultanan Palembang Menegakan Kemerdekaan. Jakarta: Karya Unipress
Jumhari, 2004. Sejarah Sosial Melayu, Keturunan Arab dan Cina di Palembang. Padang Press.
Mahmud Imran Kiagus, 2004. Sejarah Palembang. Palembang : Angrek.
Team Perumus hasil diskusi SMB II II. 1980. Risalah Sejatah Perjuangan SMB II. Palembang : Sekretariat Kota Madya Palembang.






















1 komentar:

  1. Sultan mahmud badarudin 2 adalah pahlawan Nasional yang berasal dari Sumatera selatan....

    BalasHapus